- 1- Disyariatkannya membaca doa ini setelah selesai mengikuti bacaan muazin, sedangkan orang yang tidak mendengar azan tidak disyariatkan membacanya.
- 2- Keutamaan Rasulullah ﷺ, yaitu beliau diberikan al-wasīlah, keutamaan, dan kedudukan terpuji serta syafaat uzma pada pengadilan di tengah-tengah hamba.
- 3- Menetapkan syafaat bagi Rasulullah ﷺ, berdasarkan sabda beliau: "Niscaya dia mendapatkan syafaatku kelak pada hari Kiamat."
- 4- Syafaat beliau ﷺ berlaku bagi pelaku dosa besar dari umat Islam untuk tidak masuk neraka; atau orang yang sudah masuk neraka untuk keluar darinya; atau untuk masuk surga tanpa hisab; atau untuk mengangkat derajat orang yang sudah masuk ke dalam surga.
- 5- Aṭ-Ṭībiy berkata, "Mulai dari permulaan azan sampai kalimat "muḥammadan rasūlullāh" itulah ad-da'wah at-tāmmah (seruan yang sempurna). Sementara kalimat ḥai'alah, itulah aṣ-ṣalātul-qā`imah (salat yang ditegakkan), yaitu pada firman Allah: "Mereka menegakkan salat". Ada kemungkinan yang dimaksud dengan "aṣ-ṣalāt" adalah doa, sedangkan "al-qā`imah" maksudnya: yang terus-menerus; diambil dari kata "man qāma 'alasy-syai`" yang bermakna siapa yang merutinkannya. Berdasarkan hal ini, maka kalimat "waṣ-ṣalātil-qā`imah" adalah penjelasan bagi seruan yang yang sempurna. Tetapi ada kemungkinan salat yang dimaksud adalah salat yang ada sekarang, yang sedang dipanggilkan, dan makna ini lebih kuat."
- 6- Al-Muhallab berkata, "Dalam hadis ini terdapat anjuran berdoa di waktu-waktu salat karena merupakan kondisi harapan untuk dikabulkan."