- 1- Mengumpamakan seorang mukalaf dengan pebisnis, lalu kesehatan dan waktu luang dengan modal. Orang yang pandai menggunakan modalnya akan berhasil dan memperoleh untung. Tetapi orang yang menyia-nyiakannya, pasti rugi dan menyesal.
- 2- Ibnul-Khāzin berkata, "Nikmat adalah semua yang dinikmati dan yang dirasakan enak oleh seseorang. Sedangkan ketertipuan ialah membeli dengan sekian kali lipat harga atau menjual di bawah harga minimal. Orang yang sehat badannya dan kosong dari kesibukan namun tidak mengupayakan kebaikan akhiratnya maka dia seperti orang yang tertipu dalam jual beli."
- 3- Bersungguh-sungguh untuk memanfaatkan kesehatan dan waktu luang guna mendekatkan diri kepada Allah ﷻ dan mengerjakan kebaikan sebelum keduanya hilang.
- 4- Mensyukuri nikmat Allah ialah dengan menggunakannya dalam ketaatan kepada Allah Ta'ala.
- 5- Al-Qāḍī dan Abu Bakr Ibnul-'Arabiy berkata: Ada perbedaan pendapat tentang nikmat Allah yang paling pertama kepada hamba. Ada yang mengatakan bahwa nikmat itu adalah keimanan. Yang lain mengatakan: kehidupan. Yang lain lagi mengatakan: kesehatan.
- Nikmat yang pertama adalah yang paling pantas karena merupakan nikmat hakiki secara mutlak. Sedangkan kehidupan dan kesehatan, keduanya adalah kenikmatan duniawi dan tidak akan menjadi kenikmatan yang hakiki kecuali diiringi keimanan. Oleh karena itu, banyak orang tertipu di dalamnya. Artinya: labanya hilang atau berkurang. Orang yang memperturutkan jiwanya yang sangat mengajak pada keburukan dan cenderung untuk santai sehingga dia tidak menjaga batasan syariat dan tidak menjaga ketaatan adalah orang yang telah tertipu. Demikian juga kalau dia pengangguran. Orang yang memiliki kesibukan bisa jadi memiliki uzur. Berbeda dengan orang yang tidak memiliki kesibukan, uzur sudah terangkat darinya dan yang tegak padanya adalah hujah.