Uraian
Mu'āż -raḍiyallāhu 'anhu- mengisahkan: Aku pernah bersama Nabi ﷺ dalam suatu perjalanan. Suatu hari dalam perjalanan tersebut, aku berjalan dekat dari beliau, lalu aku berkata: Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku amalan yang akan memasukkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka. Beliau menjawab: Engkau telah bertanya kepadaku tentang amalan yang berat dikerjakan jiwa, tetapi itu mudah bagi orang yang dimudahkan oleh Allah. Amalan itu adalah menunaikan kewajiban-kewajiban Islam, yaitu:
Pertama: Engkau beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.
Kedua: Engkau menegakkan salat lima waktu yang diwajibkan dalam sehari semalam, yaitu: salat Subuh, Zuhur, Asar, Magrib dan Isya lengkap dengan syarat-syarat, rukun-rukun, dan wajib-wajibnya.
Ketiga: Engkau menunaikan zakat yang wajib, yaitu ibadah harta yang diwajibkan pada semua harta yang mencapai kadar yang ditentukan oleh agama, lalu diberikan kepada para mustahiknya.
Keempat: Engkau berpuasa Ramadan, yaitu menahan diri dari makan, minum dan pembatal-pembatal lainnya dengan niat beribadah sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.
Kelima: Engkau berhaji ke Baitullah di Kota Makkah untuk menunaikan manasik haji dalam rangka beribadah kepada Allah ﷻ.
Kemudian beliau ﷺ berkata: Maukah aku beritahukan kepadamu jalan yang dapat mengantarkan pada pintu-pintu kebaikan? Yaitu menyempurnakan kewajiban-kewajiban itu dengan melakukan amalan-amalan sunah berikut:
Pertama: Puasa sunah; ia merupakan penghalang yang dapat mencegah dari terjerumus ke dalam maksiat, yaitu dengan memecah syahwat dan melemahkan kekuatan.
Kedua: Sedekah sunah; ia menggugurkan dosa setelah melakukannya serta menghilangkan dampaknya dan menghapusnya.
Ketiga: Salat tahajud di sepertiga akhir malam. Beliau ﷺ membaca firman Allah -Ta'ālā-, "Lambung mereka jauh -yaitu: renggang- dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya -melalui salat, zikir, baca Al-Qur`an dan doa- dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Maka tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka berupa (jenis-jenis nikmat) yang menyenangkan hati -yaitu nikmat-nikmat pada hari Kiamat dan di surga yang akan menjadikan hati mereka senang- sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan."
Kemudian beliau ﷺ berkata: Maukah engkau kukabari fondasi agama, tiangnya yang menjadi tumpuan, dan puncaknya?
Mu'āż -raḍiyallāhu 'anhu- menjawab: Tentu, wahai Rasulullah.
Nabi ﷺ bersabda: Fondasi agama Islam adalah dua kalimat syahadat; yaitu dengan mengucapkan keduanya seseorang telah memiliki pondasi agama. Lalu tiangnya adalah salat. Tidak ada Islam tanpa ada salat, sebagaimana rumah tidak ada tanpa tiang. Sebab itu, orang yang mengerjakan salat, agamanya kuat dan menjulang tinggi. Sedangkan puncak punuk dan ketinggiannya ialah dengan jihad dan mengerahkan kemampuan dalam memerangi musuh-musuh agama demi meninggikan kalimat Allah.
Kemudian beliau ﷺ bertanya: Maukah engkau kukabari, bagaimana menjaga dan menguatkan semua perkara yang telah saya sebutkan itu? Beliau lantas memegang lidahnya dan bersabda: Cegah organ ini agar tidak berbicara dengan hal tidak bermanfaat bagimu. Mu'āż bertanya: Apakah Tuhan kita akan menghukum dan menghisab kita terkait semua yang kita bicarakan?!
Nabi ﷺ bersabda: Semoga ibumu kehilangan dirimu! Ungkapan tidak bermakna mendoakan keburukan baginya. Melainkan itu adalah ungkapan biasa bangsa Arab untuk mengingatkannya perkara yang patut ia perhatikan dan ketahui. Beliau kemudian bersabda: Bukankah yang melontarkan manusia dan menjerumuskan mereka di atas muka-muka mereka ke dalam neraka tidak lain adalah hasil panen lidah mereka seperti kekufuran, tuduhan, cercaan, gunjingan, adu domba, kebohongan dan semisalnya?!