- 1- Iman memiliki kenikmatan dan rasa yang dapat dirasakan dengan hati sebagaimana kenikmatan makanan dan minuman dirasakan dengan mulut.
- 2- Badan tidak akan merasakan nikmat makanan dan minuman kecuali ketika sehat, demikian juga halnya hati ketika sehat dari penyakit-penyakit hawa nafsu yang menyesatkan serta syahwat-syahwat yang diharamkan, niscaya akan merasakan nikmat keimanan. Tetapi jika hati sakit, maka ia tidak akan merasakan kenikmatan iman, bahkan bisa jadi justru menganggap nikmat hawa nafsu dan kemaksiatan yang sebenarnya berisikan kebinasaannya.
- 3- Ketika seseorang rida dan senang dengan suatu perkara, maka urusannya akan mudah, sedikit pun tidak ada yang berat baginya, ia akan senang dengan semua yang berkaitan dengannya, dan hatinya akan riang gembira. Demikian juga seorang mukmin, jika iman telah masuk ke dalam hatinya, maka akan mudah baginya melakukan ketaatan kepada Tuhannya, jiwanya akan menikmatinya, dan ia tidak akan merasa berat untuk mengupayakannya.
- 4- Ibnul-Qayyim berkata, "Hadis ini berisikan kewajiban rida dengan rububiyah dan uluhiyah Allah ﷻ, rida dengan Rasul-Nya serta tunduk kepadanya, dan rida dengan agama-Nya sekaligus mengikutinya.